Program Matching Fund yang diluncurkan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi tahun 2021 direspons oleh ISI Yogyakarta dengan mengusulkan program “Penguatan Ekosistem Industri Produk Bambu melalui Sinergi Akademisi, DUDI, dan Pemerintah Kabupaten Sleman”.
Program ini diusulkan oleh Drs. Ismael Setiawan, M.M. (Dosen Prodi Desain Interior) dan Agung Wicaksono, M.Sn., (Dosen Prodi Kriya) dengan tujuan mendorong terjadinya kolaborasi antara Akademisi dengan Dunia Usaha Dunia Industri untuk menemukan solusi permasalahan pengembangan industri bambu Sleman dari hulu sampai hilir sejak dicanangkannya Bambu sebagai Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK) pada tahun 2013.
Pada pelaksanaan Program Matching Fund 2021 ini yang menjadi keluaran utama di samping peningkatan IKU (Indikator Kinerja Utama) ISI Yogyakarta melalui inovasi proses pembelajaran mahasiswa, juga tersusunnya Road Map Pengembangan Industri Bambu Kabupaten Sleman dan terbentuknya Pusat Riset Desain Produk Bambu.
Diharapkan keseluruhan kegiatan tersebut akan berdampak menguatkan ekosistem industri bambu Kabupaten Sleman yang sekaligus membuka kesempatan terjadinya kolaborasi Akademisi (Dosen dan Mahasiswa) dan DUDI (Dunia Usaha Dunia Industri) dalam pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi (Pendidikan, Penelitian, dan Pengabdian kepada Masyarakat) di era MBKM (Merdeka Belajar Kampus Merdeka).
Pada hari Selasa, 26 Oktober 2021 dilaksanakan kegiatan Seminar Nasional dengan menghadirkan Keynote Speaker Dra. H. Kustini Sri Purnomo (Bupati Sleman). Pada kesempatan ini Bupati Sleman mengharapkan peran aktif perguruan tinggi hendaknya didukung dengan kesungguhan dari masyarakat dan pemerintah.
Kabupaten Sleman akan menindaklanjuti kegiatan ini dalam bentuk kerjasama lainnya. Pelaku usaha dan masyarakat juga diminta agar dapat menyiapkan diri untuk pengembangan ekonomi berbasis potensi lokal agar dapat mendatangkan devisa.
Dr. Nur Sahid, M.Hum. (Ketua LPPM ISI Yogyakarta), mewakili Rektor ISI Yogyakarta mengharapkan peningkatan sinergitas antar aktor untuk memajukan industry kreatif di berbagai daerah, termasuk Kabupaten Sleman. Kiprah LPPM ISI Yogyakarta di masyarakat diwujudkan dalam bentuk kegiatan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Selama ini kehadiran dosen dan mahasiswa ISI Yogyakarta mampu mengembangkan potensi-potensi seni di masyarakat.
Pembicara yang diundang pada seminar tersebut adalah : (1) Dra. RR. Mae Rusmi Suryaningsih, M.T. (Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Sleman, (2) Johni Sahlan, B.B.A Direktur/owner CV Tashinda Putraprima, dan (3) Mahdi Nurcahyo, S.Sn., M.A. dengan moderator Anom Wibisono, S.Sn., M.Sn.
Seminar ini merupakan langkah awal yang diharapkan akan menyadarkan semua pihak aktor pelaku industri (Akademisi, Bisnis, Pemerintah, Komunitas, dan Media) betapa pentingnya bersinergi untuk menemukan solusi berbagai permasalahan sebuah sub sektor industri yang secara keseluruhan perlu mengkoordinasikan berlangsungnya tahapan proses kreasi, produksi, distribusi, konsumsi, dan konservasi agar industri dapat tumbuh berkembang secara berkelanjutan.
Kontributor : Agung Wicaksono, M.Sn.