Penyuluhan Seni Karawitan di Sanggar Kembangan Sumbermulyo Bantul Berhasil Tingkatkan Kompetensi Pelatih

Penyuluhan Seni Karawitan di Sanggar Kembangan Sumbermulyo Bantul Berhasil Tingkatkan Kompetensi Pelatih

header penyuluhan 2025 - Anon Suneko

YOGYAKARTA – Program penyuluhan seni karawitan yang diselenggarakan oleh Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta di Sanggar Kembangan Sumbermulyo, Bambanglipuro, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta telah berhasil meningkatkan kompetensi para pelatih dan anggota sanggar. Kegiatan yang berlangsung selama dua bulan ini merupakan bagian dari upaya pelestarian seni karawitan tradisional Jawa. 

Penyuluhan yang berlangsung dari Agustus hingga Oktober 2025 ini dipimpin oleh Anon Suneko, S.Sn., M.Sn. sebagai ketua tim penyuluh dan Saktia Dhony Arisena sebagai anggota tim. Program ini dibiayai oleh DIPA ISI Yogyakarta Tahun Anggaran 2025

“Penyuluhan ini bertujuan memberikan penerangan dan informasi kepada masyarakat Kelompok Seni Kembangan agar permasalahan yang dihadapi dapat segera diatasi sehingga kesinambungan aktivitas sanggar dapat berjalan terus-menerus dan mengalami peningkatan yang signifikan,” ujar Anon Suneko dalam laporannya.

Kegiatan penyuluhan ini diikuti oleh peserta yang berprofesi sebagai guru karawitan . Para peserta mendapatkan pelatihan intensif melalui 12 kali pertemuan dengan berbagai materi yang komprehensif.

BERAGAM MATERI PENYULUHAN UNTUK TINGKATKAN KUALITAS

Selama program penyuluhan, peserta mendapatkan berbagai materi yang disusun secara sistematis. Pada pertemuan awal, peserta dibekali dengan pengetahuan dasar tentang karawitan, sejarah, dan perkembangannya melalui metode ceramah. Selanjutnya, mereka diperkenalkan dengan referensi gending/lagu serta wawasan mengenai karawitan kreasi untuk pemula.

Materi praktik yang diberikan meliputi gending-gending tradisional seperti Lancaran Bindri, Lancaran Bendrong, Lelagon Sluku-Sluku Bathok, Bubaran Udan Mas, dan Lancaran Ngudi Laras dan Taberi Sinau. Peserta juga mendapatkan pelatihan teknik khusus seperti garap tabuhan bonang barung dan tata urutan penyajian gending Jawa.

penyuluhan 2025 - Anon Suneko 1

“Kami menggunakan metode penyuluhan langsung dengan teknik demonstrasi, ceramah, dan praktik. Metode ini terbukti lebih efektif, meyakinkan, dan mengakrabkan hubungan antara penyuluh dan peserta,” jelas Anon Suneko.

Selain itu, tim penyuluh juga memberikan materi tentang strategi pembelajaran karawitan untuk pemula, aransemen gending/lagu dolanan, tembang dolanan Jawa, dasar olah komposisi karawitan sederhana, dan tata teknik pementasan seni pertunjukan.

KENDALA DAN SOLUSI DALAM PELESTARIAN SENI KARAWITAN

Meskipun program penyuluhan berjalan dengan lancar, tim penyuluh mengidentifikasi beberapa kendala yang dihadapi Sanggar Kembangan. Kendala utama adalah kurang lengkapnya fasilitas gamelan yang dimiliki oleh sanggar. Selain itu, sanggar ini juga belum memiliki pelatih yang mumpuni khususnya untuk memfasilitasi keberlangsungan pelatihan karawitan remaja atau karangtaruna.

“Hingga saat ini, latihan karawitan baik untuk anak-anak maupun dewasa masih tetap berjalan meskipun mengalami keterbatasan materi/gending dan SDM pelatih yang masih menjadi faktor penyebab menurunnya semangat berlatih karawitan di kalangan siswa-siswa anggota kelompok seni,” ungkap Anon Suneko.

Untuk mengatasi permasalahan tersebut, tim penyuluh menawarkan beberapa solusi, di antaranya kaderisasi pelatih, peningkatan kemampuan pelatih, pendampingan dan pelatihan karawitan, serta publikasi kegiatan kelompok seni karawitan. Solusi-solusi ini diharapkan dapat membantu sanggar dalam mengatasi kendala yang dihadapi.

HASIL POSITIF PROGRAM PENYULUHAN

Berdasarkan hasil evaluasi yang dilakukan, program penyuluhan seni karawitan di Sanggar Kembangan telah memberikan dampak positif. Dari pengamatan pra-penyuluhan dan pasca-penyuluhan, terlihat adanya peningkatan kompetensi para pelatih Kelompok Seni Kembangan.

“Pemahaman dasar seni karawitan yang telah diberikan selama penyuluhan menjadi acuan yang jelas bagi pelatih dalam meneruskan kegiatan pembelajaran menabuh gamelan sebagai rutinitas segenap anggota sanggar,” kata Anon Suneko.

penyuluhan 2025 - Anon Suneko 2

Indikator lain yang menunjukkan keberhasilan penyuluhan adalah meningkatnya minat peserta dalam berlatih gamelan setelah para pelatih dikenalkan metode pembelajaran yang efektif bagi anggota Kelompok Seni Kembangan.

Program penyuluhan ini juga mendapat dukungan penuh dari H. Busro, A.Md. E. selaku Kepala Desa Sumbermulyo dan Ibu Lestari Mugiantarsih, S.Pd, M.Pd. selaku ketua Kelompok Seni Kembangan.

PENTINGNYA PELESTARIAN SENI KARAWITAN DI KALANGAN REMAJA DAN ANAK-ANAK

Kelompok Seni Kembangan memiliki visi berperan aktif dalam melestarikan budaya tradisi Jawa khususnya seni karawitan yang ditujukan kepada masyarakat seluas-luasnya. Anggota kelompok seni yang terdiri dari guru-guru dan siswa SD Kembangan berkeinginan untuk bersama-sama memperkuat kelompok ini dalam berperan membantu pemerintah dalam upaya pelestarian seni karawitan.

“Kesinambungan kegiatan ini sangat membutuhkan campur tangan pemerintah maupun Lembaga Pendidikan Tinggi Seni melalui pembinaan, kaderisasi pelatih, serta peningkatan kemampuan para pelatihnya sehingga kelompok ini dapat mengoptimalkan potensi yang dimiliki,” jelas Anon Suneko.

Dr. Eli Irawati, M.A. selaku Kepala LPPM ISI Yogyakarta menekankan pentingnya program penyuluhan seperti ini untuk terus ditingkatkan. “Potensi sumber daya masyarakat pada sektor seni dan budaya merupakan wahana yang harus terus ditingkatkan pelayanannya bagi kalangan lembaga pendidikan tinggi/akademisi demi kemajuan masyarakat, bangsa, dan negara,” ujarnya.

Program penyuluhan seni karawitan di Sanggar Kembangan ini merupakan salah satu bentuk implementasi Tri Dharma Perguruan Tinggi, khususnya dalam bidang pengabdian kepada masyarakat. Melalui program ini, ISI Yogyakarta berharap dapat berkontribusi dalam upaya pelestarian seni karawitan tradisional Jawa dan pengembangan potensi masyarakat di bidang seni dan budaya.

Anon Suneko menyarankan agar kerjasama LPPM ISI dengan sanggar dan pamong desa setempat diperluas cakupan dan jaringannya sehingga kemandirian masyarakat dalam mengembangkan potensi seni dan budaya sesuai dengan karakter daerah masing-masing dapat berlangsung secara berkesinambungan.

HARAPAN KE DEPAN

Program penyuluhan seni karawitan di Sanggar Kembangan telah memberikan dampak positif dalam upaya pelestarian seni karawitan tradisional Jawa. Ke depannya, diharapkan program serupa dapat terus dilaksanakan dan diperluas ke berbagai daerah lainnya.

“Kami berharap penyuluhan ini dapat memberdayakan dan memperkuat kemampuan Kelompok Seni Kembangan melalui proses belajar bersama yang partisipatif, agar terjadi perubahan perilaku pada diri setiap individu dan masyarakatnya untuk mengelola kegiatan yang semakin produktif dan efisien, demi terwujudnya kehidupan sanggar yang lebih baik, sejahtera secara berkelanjutan,” tutup Anon Suneko.

Program penyuluhan seni karawitan di Sanggar Kembangan ini merupakan bukti nyata kepedulian lembaga pendidikan tinggi seni terhadap upaya pelestarian seni tradisional Indonesia. Melalui program ini, diharapkan seni karawitan dapat terus hidup dan berkembang di tengah masyarakat, khususnya di kalangan generasi muda.

Sumber: Tim Penyuluhan Seni Sumbermulyo Bantul 2025

Cari
Categories

Bagikan postingan ini

en_USEnglish