JOGJA, bisnisjogja.id – Banyak cara mengungkapkan syukur atas limpahan berkah dari Sang Kuasa. Seperti terlihat di Dusun Krebet, kampung seniman yang secara rutin setiap tahun menggelar merti dusun.
Kemeriahan merti dusun sudah terlihat ketika memasuki kawasan Desa Wisata Krebet yang berada di perbukitan. Umbul-umbul, spanduk dan berbagai hiasan terpajang sepanjang jalan.
Tahun ini tidak, kemeriahan tak hanya tampak dari ragam prosesi adat, tetapi juga semangat gotong royong warga yang telah mempersiapkannya sejak berhari-hari. Mulai dari menghias jalan kampung hingga menyiapkan uba rampe, semua dilakukan dengan rasa kebersamaan demi menjaga warisan leluhur atas rezeki yang mereka terima.
Merti dusun bertajuk ”Rahayuning Bawana Kapurba Dening Waskithaning Manungsa” berlangsung di Sanggar Peni Desa Wisata Krebet. Ribuan orang tumpah ruah mengikuti prosesi yang sudah jarang ditemui di tempat lain.
Tak hanya mesrti dusun, acara juga berbarengan dengan peluncuran lagu ikonik ”Desa Wisata Krebet” kerja sama ISI Yogyakarta dan sejumlah pihak. Lagu berirama rancak karena memasukkan unsur rap tersebut karya Sagaf Faozata Adzkia SSn MPd.
Inovasi Seni
”Lagu ini kami buat sebagai penanda keberadaan dusun seniman Krebet yang sudah lama masyarakatnya bergekut dengan dunia seni,” tutur Sagaf yang juga mengetuai Program Inovasi Seni Nusantara (PISN).
Penguatan citra paguyuban seni Desa Wisata Krebet melalui penciptaan lagu profil ikonik berbasis kearifan lokal merupakan PISN yang merupakan hibah Kemdiktisaintek tahun 2025 ISI Yogyakarta.
Sagaf dan tim berkeinginan lagu ikonik bisa membawa Krebet lebih menggema, tak hanya di tataran regional namun juga global. Kesenian di sana bukan saja lukis topeng dan berbagai suvenir tetapi juga hasil olah rasa dan karsa masyarakatnya.
Mereka yang terlibat dalam Program itu, MYoga Supeno SSn MSn (Dosen Etnomusikologi), Daniel De Fretes SSn MPd (Dosen Prodi Musik), Fery Setyaningrum MPd (Dosen Universitas Ahmad Dahlan), Kustap SSn MSn dan Eki Satria SSn MSn (Dosen Prodi Musik).
Bukan sekali ini saja mereka membuat agenda di Krebet. Menurut Sagaf, ISI telah bekerja sama dengan warga Krebet sejak dulu. Mereka terbiasa membuat kegiatan bareng dalam berbagai kesempatan.
Ekonomi Kreatif
Cukup lama seniman Krebet menjalankan ekonomi kreatif melalui produksi lukis topeng, lukis kerajinan dan banyak lagi. Lagu ikonik dari Tim Pengabdian Kepada Masyarakat ISI Yogyakarta bisa menjadi daya tarik guna lebih mengangkat kelas UMKM dan industri rumahan di sana.
”Lagu ini selain menggambarkan karifan lokal dan landscape Krebet sekaligus menjadi strategi branding Desa Wisata Krebet agar lebih terkenal dan melintas generasi,” tutur Sagaf.
Ia ingin memberi edukasi pada wisatawan bahwa destinasi Yogyakarta bukan hanya pantai, gunung, tapi ada pula wisata edukasi kriya di Dusun Krebet.
”Pembuatan lagu ikonik merupakan rangkaian dengan merti dusun dengan berbagai prosesinya seperti kirab budaya, jathilan, bakal menjadikan dusun kami lebih dikenal,” harap Ketua Desa Wisata Krebet Agus Jati Kumara.
Warga menutup agenda merti dusun dengan rasa syukur dan optimistis. Tradisi yang melibatkan kirab budaya, doa bersama, serta berbagai pertunjukan seni tersebut kembali memperlihatkan kuatnya nilai kebersamaan dan pelestarian adat.
Merti dusun menjadi ruang penting bagi masyarakat setempat terutama kaum muda untuk mengenal dan meneruskan warisan leluhur sebagai bentuk mempertahankan budaya lokal.
Konten ini telah tayang di https://www.bisnisjogja.id/ dengan judul “Merti Dusun Krebet, Ungkapan Syukur atas Limpahan Rezeki”,
Klik untuk baca: https://www.bisnisjogja.id/merti-dusun-krebet-ungkapan-syukur-atas-limpahan-rezeki/
oleh Bisnis Jogja
Penulis: Priyo Wicaksono
Editor: Priyo Wicaksono
English 
Indonesian