Sanggar Roso Jati Bangkit! LPPM ISI Yogyakarta Dampingi Generasi Muda Lestarikan Karawitan Gaya Yogya

Sanggar Roso Jati Bangkit! LPPM ISI Yogyakarta Dampingi Generasi Muda Lestarikan Karawitan Gaya Yogya

Kegiatan penyuluhan LPPM ISI Yogyakarta adalah program pengabdian kepada masyarakat yang bertujuan meningkatkan dan memperluas ekosistem seni di masyarakat melalui berbagai kegiatan, seperti penyuluhan seni, workshop, dan program pembinaan. Pada kesempatan kali ini Jurusan Karawitan dan lembaga LPPM ISI Yogyakarta bekerjasama dengan Sanggar Roso Jati Bometen, Ngandong Gantiwarno Klaten. Program Penyuluhan Seni 2025 di Sanggar Roso Jati Bometen, Ngandong Gantiwarno Klaten mengambil tema bertajuk “Pembinaan Karawitan remaja Roso Jati Dusun Bometen Desa Ngandong, Kecamatan Gantiwarno, Kabupaten Klaten.”

Khalayak sasaran kegiatan penyuluhan yang dilakukan adalah Kelompok Karawitan Remaja “Roso Jati” Dusun Bometen Kelurahan Ngandong Kecamatan Gantiwarna Kabupaten Klaten. Dalam kegiatan penyuluhan ini, melibatkan satu dosen Jurusan Karawitan yaitu Aji Santoso Nugroho, M.Sn dengan mahasiswa Novianto Jati Nugroho. Bidang kesenian yang diampu dalam kegiatan program penyuluhan kali ini adalah seni karawitan. Pendampingan, pelatihan, dan penyuluhan difokuskan pada dasar-dasar pengetahuan seni karawitan khususnya karawitan gaya Yogyakarta.

Berdasarkan hasil pengamatan sementara ditemukan bahwa minat belajar dan potensi pemuda/remaja di desa Ngandong untuk kegiatan kesenian khususnya seni karawitan dapat dikatakan sangat baik dengan intensitas kegiatan belajar dan latihan berjalan rutin. Dalam hal ini sebagaimana yang dapat diamati dari kegiatan kelompok karawitan remaja “Roso Jati” di Bometen, Desa Ngandong, Kecamatan Gantiwarno. Kegiatan karawitan remaja ini telah berjalan lebih dari satu tahun dengan materi gending-gending gaya Surakarta maupun Semarangan.

Namun demikian, kegiatan belum sepenuhnya dapat mengembangkan pengetahuan dan pemahaman karawitan gaya daerah lain, terutama karawitan gaya Yogyakarta. Guna merespon kondisi tersebut, baik penyuluh maupun pengurus maupun anggota sanggar Roso Jati merasa perlu dilakukan upaya yang lebih serius dan spesifik untuk mewadahi dan membina peningkatan minat belajar dan potensi anak remaja di Desa Ngandong dalam bidang karawitan tradisi gaya Yogyakarta.

Kegiatan penyuluhan kelompok karawitan remaja “Roso Jati” dilaksanakan selama kurang lebih tiga bulan yaitu dimulai pada tanggal 21 Juli 2025 dan berakhir pada tanggal 13 Oktober 2025 dengan jumlah pertemuan keseluruhan 13 kali tatap muka. Adapun jadwal kegiatan penyuluhan kelompok karawitan remaja di Sanggar Roso Jati mengikuti jadwal kegiatan sanggar dan menyesuaikan jadwal masing-masing anggota, mengingat beberapa anggota merupakan pelajar SMP – SMA.

Pada awalnya kegiatan difokuskan didua hari penjadwalan, yakni setiap hari Jumat malam pukul 19.00 – 22.00 dan Sabtu malam pada pukul 19.00 – 22.00 WIB. Namun demikian karena kepadatan kegiatan Sanggar dan kegiatan masing-masing anggota yang notabene adalah merupakan pelajar, maka dengan demikian jadwal tersebut bersifat tentatif atau kencan berembug jadwal disesi akhir latihan. Kelompok Karawitan Remaja “Roso Jati” ini memiliki Jumlah Peserta Pembinaan secara keseluruhan adalah 20 orang.

Setelah dilakukan observasi maka ditemukan beberapa masalah yang muncul didalam proses latihan di Sanggar Roso jati sebagai berikut :

  • Tidak adanya pemaian vokal didalam grup karawitan Roso Jati ini, sehingga penyuluhan mengenai pengenalan, pemahaman dan penggarapan karawitan dengan gaya Yogykarta dirasa tepat. Hal tersebut dikarenakan orientasi karawitan gaya Yogyakarta lebih dominan pada garap soran (Intrumental).
  • Kurangnya figur pelatih karawitan gaya Yogyakarta yang sesuai kompetensinya, sehingga kesenian saat ini berfokus pada gaya Surakarta dan Semarangan.
  • Perlunya mendapat sentuhan akademisi untuk memberikan pengalaman dan pengetahuan materi karawitan gaya Yogyakarta, sehingga potensi anak remaja dapat terwadahi.
  • Perlunya pembinaan secara managerial terkait dengan keberadaan dan pengembangan kesenian Kelompok Karawitan “Roso Jati” guna mempertahankan dan mengembangkan keberlangsungan dimasa yang akan datang.

Berdasarkan dari beberapa permasalahan yang muncul, maka pihak pelaksana penyuluh menawarkan solusi yaitu metode yang digunakan dalam proses penyuluhan adalah diskusi dan praktik. Peserta diberikan pemahaman dan pengetahuan dasar teoritis secara langsung melalui uji praktik teknik tabuhan dasar dan garap gending. Rencana pembinaan untuk introduksi dan yang bersifat teori serta pengetahuan akan dimulai setelah penyuluh diserahkan atau diterjunkan secara resmi. Hal tersebut dimaksudkan untuk melihat seberapa jauh materi yang telah ada untuk diamati secara cermat kemudian dikembangkan.

Informasi yang didapat sementara ini hal yang mendasar kekurangannya terletak pengenalan tabuhan gaya Yogyakarta. Selanjutnya peningkatkan ketrampilan memainkan/menabuh gamelan pada anak remaja dengan minat karawitan gaya Yogyakarta, serta memberikan pembekalan kemampuan skil dan teknik-teknik dasar tabuhan gaya Yogyakarta secara spesifik dari pengalaman yang bersifat akademik. Langkah berikutnya peserta dituntun menirukan pola-pola tabuhan masing-masing ricikan dengan materi yang telah disiapkan.

Kegiatan tersebut dilakukan diulang-ulang sampai dirasa cukup untuk melanjutkan ke materi berikutnya. Selain diskusi yang bersifat teoritis dan uji praktek spesifik tabuhan gaya Yogyakarta, manajemen pertunjukan sebagai pendukung keberhasilan pementasan perlu ditingkatkan agar grup siap untuk menghadapi berbagai tantangan dimasa depan. Hal itu untuk menunjang kontinuitas dari grup dalam menghadapi dinamika perkembangan zaman.

Kegiatan penyuluhan karawitan remaja di Sanggar Roso Jati yang beralamat di Bometen, Kalurahan Ngandong, Kecamatan Gantiwarno, Kabupaten Klaten dapat dikatakan berjalan lancar dan berhasil menumbuhkan minat dan potensi para remaja untuk mulai mengenal serta memahami karawitan gaya Yogyakarta. Diketahui bahwa pola tabuhan karawitan gaya Yogyakarta memiliki spesifikasi garap dalam permainan masing-masing ricikannya. Dengan demikian pemahaman dan pengetahuan terhadap pola tabuhan karawitan gaya yogyakarta yang telah diberikan dapat menambah pembendaharaan teknik pola tabuhan selain gaya Surakarta maupun semarangan.

Selain capaian pengetahuan secara teoritis maupun skil praktek yang diperoleh peserta/anggota sanggar dalam kegiatan penyuluhan ini, manfaat lain yang didapat dari kegiatan ini adalah sebagai masyarakat yang dibina mendapatkan bantuan pemikiran dan sumbangan keahlian dalam upaya meningkatkan produktivitas dan kreativitas berdasar local genius. Dengan pelatihan dan pembinaan yang dilakukan, potensi skil memainkan gamelan akan terwadahi secara lebih kompleks dalam hal pengenalan karawitan gaya Yogyakarta, teknik tabuhan gaya Yogyakarta dan garap gending gaya Yogyakarta.

Diharapkan dengan kegiatan kesenian yang dilakukan, akan dapat mereduksi dampak negatif penggunaan gawai berlebihan pada anak remaja, serta berperan dalam menumbuhkan pendidikan karakter yang sesuai dengan kepribadian bangsa Indonesia yang berPancasila.

Sumber: Tim Penyuluhan Seni Ngandong Klaten 2025

Cari
Categories

Bagikan postingan ini

en_USEnglish