Yogyakarta, 20 Oktober 2025, Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta bekerja sama dengan SMP Negeri 10 Yogyakarta menyelenggarakan Penyuluhan Seni Ilustrasi Digital bagi para guru sekolah menengah. Program ini merupakan bagian dari upaya penguatan kapasitas literasi visual dan digital di lingkungan pendidikan formal. Di tengah perkembangan teknologi yang semakin cepat, guru dituntut tidak hanya menguasai materi ajar, tetapi juga mampu mengemas pembelajaran dengan cara-cara kreatif yang dekat dengan dunia digital yang akrab bagi peserta didik.
Penyuluhan ini muncul dari kebutuhan nyata di lapangan. Banyak guru merasa kesulitan untuk mengikuti perkembangan teknologi pembelajaran, terutama dalam hal desain visual dan ilustrasi digital. Padahal, media visual memiliki peran besar dalam menarik perhatian siswa, memperjelas materi ajar, dan menciptakan pengalaman belajar yang lebih interaktif. Ilustrasi digital menjadi salah satu media yang efektif karena fleksibel, mudah diproduksi, dan dapat digunakan untuk berbagai bentuk konten pembelajaran.

Melihat tantangan tersebut, tim pengajar dari ISI Yogyakarta merancang program penyuluhan seni ilustrasi digital yang secara khusus ditujukan untuk guru SMP. Program ini menggabungkan pendekatan seni rupa, teknologi digital, dan pedagogi, sehingga guru dapat memahami tidak hanya cara menggunakan aplikasi desain, tetapi juga bagaimana menyampaikan pesan visual secara komunikatif dan bermakna.
Program penyuluhan dilaksanakan sejak 21 Juli hingga 13 Oktober 2025 di lingkungan SMPN 10 Yogyakarta. Kegiatan ini berlangsung dalam 12 pertemuan intensif, yang diikuti oleh 20 guru dari berbagai bidang mata pelajaran. Materi penyuluhan disusun secara bertahap, dimulai dari pengenalan dasar tentang platform ilustrasi digital, pengenalan komposisi visual, hingga eksplorasi gaya gambar dan pembuatan proyek akhir.
Setiap pertemuan dirancang untuk memberi ruang praktik langsung. Para peserta belajar menggunakan aplikasi Canva sebagai media utama, karena aplikasi ini mudah diakses dan ramah pengguna. Mereka belajar membuat ilustrasi poster, desain karakter sederhana, menyusun komposisi warna, dan menyusun elemen visual menjadi media pembelajaran yang utuh. Pendekatan ini tidak hanya mengajarkan keterampilan teknis, tetapi juga membangun kepercayaan diri peserta dalam menciptakan materi visual mereka sendiri.

Metode penyuluhan tidak bersifat satu arah. Tim pengajar ISI Yogyakarta menekankan pada prinsip partisipatif, di mana para guru dilibatkan secara aktif dalam setiap sesi. Diskusi, eksplorasi visual, peer review, dan kerja kelompok menjadi bagian dari pendekatan pembelajaran. Dengan cara ini, para peserta tidak hanya belajar dari pengajar, tetapi juga saling belajar satu sama lain.
Dalam prosesnya, banyak peserta yang awalnya ragu untuk menggambar atau mendesain menjadi lebih percaya diri. Mereka belajar bahwa ilustrasi digital bukan hanya tentang keahlian seni, tetapi tentang bagaimana menyampaikan ide secara visual. Pendekatan ini membantu mereka melihat bahwa siapa pun bisa membuat konten visual yang efektif, asalkan memahami dasar-dasar komunikasi visual.
“Ilustrasi digital bukan tentang membuat karya yang sempurna. Ini tentang bagaimana kita bercerita lewat visual,” ujar Silvya Bintang Ayu Candradewi, M.Ds., dosen ISI Yogyakarta sekaligus ketua tim penyuluhan. “Melalui program ini, kami ingin guru-guru merasa nyaman dan punya kemampuan nyata untuk membuat materi ajar visual sendiri, memulai dari aplikasi sederhana dan poster sederhana, tanpa harus bergantung pada desainer luar.”
Kepala SMPN 10 Yogyakarta, Edy Tomas Suharta, S.Pd., M.Pd., juga menyampaikan apresiasi atas program ini. “Pelatihan ini membuka cara baru bagi guru untuk mengajar. Kami melihat bagaimana antusiasme peserta meningkat dari minggu ke minggu. Guru yang sebelumnya canggung dengan teknologi digital kini mampu membuat poster edukatif dan media visual sendiri. Ini kemajuan yang signifikan,” ujarnya.
Beberapa guru peserta juga membagikan pengalaman mereka. Salah satu peserta mengaku bahwa sebelum mengikuti pelatihan, ia merasa dapat meningkatkan kemampuan dalam membuat poster materi ajar yang lebih menarik bagi siswa. Setelah mengikuti program, ia kini rutin membuat poster pembelajaran dan ilustrasi digital yang dapat diakses oleh siswa di ruang kelas maupun secara daring. Guru lain menambahkan bahwa pelatihan ini memberinya keberanian untuk bereksperimen dengan gaya gambar yang lebih ekspresif.

Setelah lebih dari dua bulan pelaksanaan, program penyuluhan seni ilustrasi digital ini memberikan dampak yang terlihat nyata. Banyak peserta yang mulai mengintegrasikan ilustrasi ke dalam rencana pembelajaran mereka. Misalnya, guru yang mengelola program MBG menggunakan poster digital untuk mengajak dan menunjukkan manfaatnya kepada para siswa, sementara guru IPA membuat diagram visual interaktif untuk menjelaskan proses ilmiah.
Selain peningkatan kompetensi teknis, kegiatan ini juga mendorong terbentuknya komunitas belajar kecil antar-guru. Mereka saling bertukar karya, memberi masukan, dan merencanakan kolaborasi kecil untuk mengembangkan konten pembelajaran. Hal ini menunjukkan bahwa pelatihan ini tidak berhenti pada transfer pengetahuan, tetapi membuka ruang kolaborasi dan kreativitas bersama.
LPPM ISI Yogyakarta berharap program penyuluhan seni ilustrasi digital ini dapat menjadi model pelatihan berkelanjutan untuk sekolah-sekolah lain, khususnya di wilayah Yogyakarta dan sekitarnya. Kemitraan antara perguruan tinggi seni dan sekolah menengah merupakan bentuk kolaborasi strategis yang dapat memperkuat kualitas pendidikan nasional, terutama dalam mengembangkan kreativitas dan literasi visual generasi muda.
Dengan keterampilan ilustrasi digital yang terus diasah, para guru dapat menghadirkan pembelajaran yang lebih relevan, menarik, dan mudah dipahami oleh peserta didik. Dalam jangka panjang, kegiatan ini diharapkan ikut mendorong terciptanya budaya visual di sekolah, di mana desain dan gambar bukan hanya pelengkap, melainkan bagian penting dari cara belajar dan mengajar.
Sumber: Tim Penyuluhan SMPN 10 Yogyakarta 2025