Surakarta, Oktober 2025: Dalam upaya menumbuhkan apresiasi seni dan memperkuat nilai spiritual melalui musik, tim penyuluh dari Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta melaksanakan kegiatan Penyuluhan Musik Liturgi di Sanggar Musik Liturgi & Sora Swarga, Kelurahan Pucangsawit, Kecamatan Jebres, Kota Surakarta, Jawa Tengah.
Kegiatan ini berlangsung dari bulan Agustus hingga Oktober 2025, dengan rangkaian pertemuan sebanyak 12 kali. Kegiatan ini berupa penyuluhan seni musik liturgi yang menitikberatkan pada pembinaan dan peningkatan kemampuan musikal anggota sanggar, terutama dalam memahami dan mengaplikasikan musik liturgi yang kontekstual.
Fokus utama penyuluhan mencakup pengajaran teori musik dasar, aransemen lagu gerejawi, teknik vokal bagi singer dan songleader, hingga manajemen tim musik gereja. Melalui penyuluhan ini, peserta tidak hanya belajar aspek teknis bermusik, tetapi juga menelusuri makna spiritual di balik musik gereja yang berakar pada iman dan budaya Karo.
Program ini dipimpin oleh Ezra Deardo Purba, S.Sn., M.A., dosen ISI Yogyakarta yang bertindak sebagai ketua penyuluh, didampingi oleh Abiel Imanta Ginting selaku anggota tim. Kegiatan ini melibatkan lebih dari 20 peserta, yang merupakan pengurus dan anggota Sanggar Musik Liturgi & Sora Swarga, di antaranya para pemuda yang aktif dalam pelayanan musik gereja GBKP Perminggun Solo.
Penyuluhan ini juga terlaksana berkat dukungan Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) ISI Yogyakarta, Pemerintah Kelurahan Pucangsawit, serta pengurus Sanggar Musik Liturgi & Sora Swarga yang berperan penting dalam mengoordinasikan kegiatan dan memfasilitasi para peserta.
Penyuluhan ini berlangsung selama tiga bulan penuh, dimulai pada Agustus dan berakhir pada Oktober 2025, dengan pertemuan yang dilakukan setiap minggu. Dalam setiap sesi, peserta mengikuti pelatihan intensif yang mencakup pengenalan teori musik liturgi, praktik solfegio, teknik intonasi, hingga simulasi ibadah musikal. Sesi terakhir ditutup dengan evaluasi dan refleksi hasil pembelajaran, yang sekaligus menjadi ajang penarikan dosen dan mahasiswa penyuluh dari ISI Yogyakarta.
Kegiatan penyuluhan dilaksanakan di Sanggar Musik Liturgi & Sora Swarga, yang berlokasi di Jl. Ir. Sutami No.88, Pucangsawit, Kecamatan Jebres, Kota Surakarta. Sanggar ini merupakan bagian dari Sie Musik GBKP Perminggun Solo, wadah bagi para pemusik, penyanyi, dan pelayan ibadah gereja untuk berlatih serta mengembangkan kreativitas musikal. Lingkungan Pucangsawit sendiri dikenal kaya akan potensi seni dan budaya, menjadikannya lokasi yang ideal untuk program pembinaan seni liturgi berbasis masyarakat.
Penyuluhan ini dilatarbelakangi oleh kebutuhan mendesak akan pembinaan dan pengayaan materi musik liturgi bagi para anggota sanggar. Selama ini, masih terdapat keterbatasan dalam pemahaman teori musik, teknik vokal, serta pengelolaan tim musik yang berperan dalam ibadah gereja.
Melalui kegiatan ini, para penyuluh berupaya membantu peserta memahami esensi musik liturgi tidak hanya sebagai ekspresi seni, tetapi juga sebagai sarana pelayanan rohani dan penghayatan iman. Selain itu, kegiatan ini merupakan bagian dari misi ISI Yogyakarta untuk memperluas dampak akademik dan sosial melalui program pengabdian kepada masyarakat. Dengan demikian, kampus tidak hanya berperan sebagai pusat pendidikan seni, tetapi juga sebagai agen pemberdayaan budaya dan spiritual masyarakat.
Penyuluhan dilakukan dengan berbagai metode interaktif seperti ceramah, diskusi, tanya jawab, serta eksplorasi praktik musik langsung. Peserta diajak memahami teori musik secara mendalam, kemudian menerapkannya dalam konteks ibadah liturgi melalui latihan ansambel, aransemen lagu, dan simulasi ibadah musikal. Materi yang diajarkan meliputi topik-topik penting seperti Musik Liturgi dalam Konteks Iman dan Budaya Karo, Teori Musik Dasar untuk Liturgi, Unsur dan Estetika Musik Liturgi, hingga Aransemen Lagu Gereja dan Manajemen Tim Musik.
Dalam praktiknya, para penyuluh memberikan contoh permainan alat musik, teknik pengaturan tempo, hingga latihan vokal dan harmoni yang sesuai dengan kebutuhan liturgi. Meskipun sempat menghadapi kendala keterbatasan waktu dan kesibukan peserta, semangat kolaboratif antara dosen, mahasiswa, dan anggota sanggar berhasil menciptakan suasana belajar yang hidup dan produktif.
Hasil penyuluhan menunjukkan peningkatan signifikan pada kemampuan musikal dan spiritual peserta. Mereka kini lebih memahami fungsi musik liturgi sebagai bentuk pelayanan iman, bukan sekadar hiburan musikal. Beberapa peserta bahkan berhasil menciptakan aransemen lagu gerejawi kontekstual yang lebih mudah diterima oleh jemaat. Selain itu, kemampuan kolaboratif lintas instrumen meningkat, tim musik gereja menjadi lebih disiplin, dan suasana latihan semakin terarah. Peserta juga menumbuhkan rasa tanggung jawab, kedisiplinan, serta semangat pelayanan yang tinggi dalam setiap kegiatan musik gereja.
Kegiatan penyuluhan ini menjadi bukti nyata bahwa seni dapat menjadi jembatan antara kreativitas dan spiritualitas. Melalui kolaborasi antara akademisi dan masyarakat, program ini berhasil menghadirkan pembinaan yang berdampak langsung bagi komunitas lokal. Diharapkan kegiatan serupa dapat terus berlanjut secara berkesinambungan, sehingga musik liturgi kontekstual berbasis budaya lokal dapat terus hidup, berkembang, dan memperkaya kehidupan rohani masyarakat Surakarta.
Sumber: Tim Penyuluhan Seni Sanggar Musik Liturgi & Sora Swarga Surakarta 2025