Seni dan budaya di Kalurahan Caturharjo, Pandak, Bantul, yang dikenal sebagai desa budaya, sedang mengalami tantangan untuk tetap eksis di tengah perkembangan zaman. Meski demikian, sebuah inisiatif kolaboratif yang diberi nama Program Pembinaan dan Pengembangan Wilayah Seni (P3Wilsen), yang digagas oleh Lembaga Pengabdian Masyarakat (LPM) Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta, berupaya untuk merevitalisasi dan mengembangkan seni tradisional di wilayah tersebut.
Kalurahan Caturharjo, yang kaya akan seni pertunjukan dan kerajinan, telah mengalami dekadensi dalam beberapa tahun terakhir. Meskipun teknologi modern telah mengubah cara pandang masyarakat terhadap seni, seni tradisional tetap memegang peran penting dalam siklus kehidupan masyarakat setempat. Namun, beberapa kelompok seni yang ada di wilayah ini belum mampu berkembang secara maksimal karena keterbatasan dalam bimbingan dan pembinaan.
Untuk menjawab tantangan ini, Program P3Wilsen hadir sebagai solusi untuk mensinergikan keilmuan akademik dengan pengalaman seni tradisi. Program ini melibatkan dua dosen pembimbing dan enam mahasiswa dari berbagai disiplin ilmu, yang bekerja sama dengan seniman lokal untuk meningkatkan kualitas seni rupa dan pertunjukan di Kalurahan Caturharjo.

Program ini bertujuan untuk memberikan dukungan pemikiran dan keahlian kepada masyarakat binaan dalam upaya meningkatkan kualitas seni kriya dan pertunjukan. Dengan adanya program ini, diharapkan masyarakat dapat mengembangkan pengetahuan dan keterampilannya, serta meningkatkan produktivitas dan pendapatan dari seni kriya dan pertunjukan yang mereka hasilkan. Selain itu, program ini juga memberikan manfaat bagi pemerintah daerah dengan menambah kesejahteraan masyarakat dan meningkatkan pendapatan asli daerah melalui peningkatan kualitas seni tradisional.
Program P3Wilsen dilaksanakan di beberapa lokasi strategis di Kalurahan Caturharjo, seperti Mushola At-Tauhid untuk pelatihan Hadrah, SDN Glagahan untuk pelatihan Batik, Makrame, dan Pengolahan Limbah Sampah, serta Balai Desa Caturharjo untuk pelatihan Karawitan. Program ini dimulai pada tanggal 29 Juli 2024 dan berlangsung hingga 28 Agustus 2024.

Selama program berlangsung, masyarakat dari berbagai kalangan, termasuk anak-anak, remaja, dan ibu-ibu, dilibatkan dalam berbagai pelatihan yang difokuskan pada peningkatan keterampilan dan apresiasi seni. Materi yang diajarkan meliputi pengetahuan tentang hadrah, karawitan, tari, serta properti, busana, dan make-up yang mendukung seni pertunjukan.
Untuk menghadapi permasalahan yang ada, Program P3Wilsen menawarkan beberapa solusi utama, di antaranya adalah:
- Pendalaman Materi Seni Pertunjukan: Meningkatkan pemahaman tentang hadrah, karawitan, dan tari melalui pengetahuan komposisi, koreografi, serta warna musik.
- Peningkatan Keterampilan: Melatih kelompok seni untuk meningkatkan kualitas sajian pertunjukan dengan fokus pada komposisi gerak, properti, dan busana.
- Pengembangan Apresiasi: Menghadirkan wahana baru untuk menambah pengetahuan tentang kriya dan pertunjukan, serta mendekatkan ide kreatif dengan alam dan lingkungan sekitar.
Program P3Wilsen ini diharapkan dapat menjadi model keberlanjutan bagi pengembangan seni dan budaya di desa-desa lain di Indonesia, dengan mengedepankan sinergi antara ilmu pengetahuan dan kearifan lokal.
Sumber: Tim P3Wilsen Caturharjo, Pandak 2024