Program Pendampingan dan Pengembangan Wilayah Seni (P3 Wilsen) di Kalurahan Bawuran dinilai oleh masyarakat berhasil. Hal ini sejalan dengan program Kalurahan Bawuran yang baru saja mendapatkan anugerah Rintisan Desa Budaya untuk terus berusaha mengembangkan seni tradisional masyarakat menjadi sajian wisata yang menarik, terutama di Puncak Sososk sebagai salah satu ikon Destinasi wisata kuliner di Kalurahan Bawuran. Lurah Bawuran Supardiono, S.Sn. menyatakan bahwa kegiatan P3 Wilsen yang melibatkan 2 dosen yaitu Dr. Arif Suharson, M.Sn. dan Galih Prakasiwi S.Sn. MA. bersama 5 mahasiswa berbeda jenis keahlian seni yaitu 3 orang dari seni Pertunjukkan (Fania Az Zahra, Bayu Tri Mawazi, Amina Raiska) dan 3 mahasiswa seni Kriya (Muhamad Akhrul, Alwa Daniya, Bintang Antero) dinilai mampu menghidupkan kembali seni tradisi yang vacum setelah masa pandemic Covid-19.
Hal yang membanggakan dari seni pertunjukkan adalah regenerasi anak-anak usia dini sampai dewasa terlibat dalam kegiatan ini yang menjadi dasar penting untuk mencintai, melestarikan, dan mengembangkannya secara berkelanjutan. Tentu hasil baik ini akan kami tindaklanjuti dengan program pembinaan yang support dana operasionalnya dari pemerintah desa sebagai stimulisasi secara kontinyu menuju Program Desa Budaya. Termasuk bidang Kriya yang mengolah limbah bambu produksi mebel menjadi souvenir bernilai.
Keindahan Puncak Sosok menghadirkan keindahan suasana wisata malam sudah terkenal dengan live music band ternama Yogyakarta pada tiap harinya dari pukul 18.30-22.30 WIB. Pengunjung Puncak Sosok dapat mencapai 500-1000 orang pada hari biasa dan jika hari Sabtu-Minggu atau hari libur nasional pengunjungnya bisa mencapai 3000 orang. Pergerakan ekonomi masyarakat di Kalurahan Bawuran menjadi hidup terutama menu kuliner yang dijual dengan harga terjangkau dan hal ini menjadi peluang besar untuk menjadi sarana penjualan produk souvenir khas Bawuran.
P3 Wilsen mencoba meraih peluang tersebut dengan menciptakan souvenir khas dari potensi lokal yaitu seni batik dan bambu. Pada bidang seni batik telah berhasil diciptakan motif khusus yang mengambil ide dari daun pohon Mahoni yang akan dikembangkan menjadi motif pada kain selendang, syal, atau udeng sebagai cinderamata. Selain itu Kalurahan Bawuran yang sudah terkenal dengan produk kerajinan bambu berupa lincak, kuris taman, dan kursi tamu dicoba dibuat desain kreasi baru pengembangan bentuk yang lebih modern.
Limbah bambu hanya digunakan sebagai kayu bakar mulai dikreasikan menjadi produk yang lebih bermanfaat dengan kreasi produk gelas, vase, dan asbak. Bahkan dibuat souvenir khas Puncak Sosok dengan bentuk gantungan kunci dengan gambar ikon Puncak Sosok.
Sinergi dan Kolaborasi dalam mengembangkan seni berbasis masyarakat menjadi hal penting yang harus tetap dibangun. Disinilah peran ISI Yogyakarta hadir membangun sinergi dan kolaborasi untuk berdaya seni secara nyata di masyarakat. P3 Wilsen melibatkan komunitas dalam seni dapat memberikan mereka kesempatan untuk berpartisipasi aktif, mengembangkan bakat, serta meningkatkan rasa memiliki terhadap hasil karya seni. Masyarakat menjadi subyek utama dalam kegiatan bukan sekedar obyek binaan.
Kolaborasi dalam kegiatan P3 Wilsen ini melibatkan elemen budaya lokal, membantu dalam menjaga dan melestarikan tradisi serta identitas budaya yang unik dari suatu wilayah di tingkat Kalurahan Bawuran. Kegiatan seni yang dilakukan secara kolektif bisa meningkatkan kesejahteraan emosional dan sosial, mempererat hubungan antar anggota komunitas, serta memberikan ruang ekspresi bagi masyarakat.
Kolaborasi antar individu atau kelompok dari latar belakang yang berbeda memunculkan ide-ide baru, menghasilkan karya seni yang lebih segar dan inovatif diharapkan berdampak pada peningkatan ekonomi masyarakat, khususnya masyarakt seni di Kalurahan Bawuran.
Sumber: Tim P3Wilsen Bawuran 2024